Minggu, 28 Mei 2017

Mengapa Bom Pan Menjadi Favorit Teroris dan Sulit Dihitung?


Porli masih kesulitan untuk mendeteksi pelaku bomber jaringan teroris Indonesia

Bom peledakan yang digunakan oleh pembom Kampung Melayu TATP, bahan yang sama untuk bom Cicendo, senyawa yang sama yang digunakan oleh pembom ISIS.

Sky303blogspot.com - Setelah dua ledakan dari seorang pembom bunuh diri antara Terminal Transjakarta dan Toilet Kampung Melayu pada Rabu malam, ditemukan potongan logam, soba, dan kuku.


AGEN JUDI TERPERCAYA DI ASIA | VIVABOLA303.ORG


Hal tersebut disampaikan kemudian oleh Kepala Bagian Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal (Pol) Setyo Wasisto, keesokan harinya. Dia mengatakan potongan-potongan itu dijejalkan ke dalam bom pot dengan bahan peledak.

Bom, menurut polisi, membeli sebuah pot presto di salah satu supermarket di Padalarang, Bandung Barat. Informasi ini mengacu pada tanda terima pembelian di kantong pembom.

Pelakunya, kata polisi, mengumpulkan bom tersebut selama sekitar 2 hari, lalu memasukkannya ke dalam ransel. Jarak Padalarang dan Jakarta sekitar 3 jam dengan kendaraan.

Bom di Kampung Melayu menewaskan 3 personil polisi dan mengakibatkan 6 polisi lainnya dan 5 warga sipil terluka.

Menurut Wakil Kapolri, Komjen Syafruddin, pot yang digunakan oleh merek dagang Vicenza. Panci ini memiliki sistem pengaturan tekanan uap, panas, dan katup pengaman. Ini memiliki tekanan udara yang tinggi sehingga mempercepat proses pemanasan.

Polisi mengira bom bom di Kampung Melayu mirip dengan bom di kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung, 27 Februari. Bahan baku utama bom Cicendo adalah triacetone triperoxide (TATP) atau sering juga disebut tri-cyclo acetone peroxide (TCAP).

Bahan bom ini hampir tidak pernah digunakan dalam teknik sipil, seperti pertambangan atau kegiatan militer. Hal ini sangat sensitif terhadap shock, gesekan, panas, dan muatan elektrostatik.

Muhammad Yusuf, Firdaus, dan Muhammad Zakir - tiga periset dari Universitas Hasanuddin (Makassar) - telah mempelajari senyawa peledak TATP. Mereka mengira TATP adalah bahan peledak utama, yang berarti tidak memerlukan campuran eksplosif lain. Untuk meledak, bahan ini cukup dipicu oleh gesekan, nyala api, atau arus listrik.

TATP menjadi salah satu jenis peledak keton peroksida. Senyawa ini telah
Aktivitas oksigen tinggi dan paling murah di antara semua bahan peledak. Keuntungan lain dari TATP adalah tidak mudah dideteksi oleh radar.

Salah satu pemboman bunuh diri global melalui bahan peledak TATP terjadi di Brussels, Belgia, pada Maret tahun lalu.

TATP, Si Biang Setan

TATP pertama kali ditemukan oleh Richard Wolffenstein (1864-1926) pada pertengahan 1895. Ahli kimia dari Prusia sedang menyelidiki unsur kimia Coniine, prinsip aktif dalam hemlock beracun. Ini mengoksidasi ekstrak tumbuhan dengan hidrogen peroksida dalam larutan aseton. Campurannya adalah aseton, hidrogen peroksida 50 persen, dan sedikit tambahan asam fosfat. Setelah beberapa minggu reaksi terbentuk sedimen.

Kemudian endapan disaring dan kristal terbentuk. Saat dipanaskan, kristal itu meledak. Akhirnya Wolffenstein mematenkan produk tersebut sebagai bahan peledak yang disebut TATP (triacetone triperoxide).

Namun, apa yang awalnya bagi sains berkembang menjadi serangan mematikan.

Sejak tahun 2001, materi TATP mulai digunakan sebagai senjata bagi teroris global. TATP mudah dibeli di pasaran.

Travia R. Dobson, seorang peneliti dari University of Nebraska, mencatat bahwa TATP dapat dipersiapkan dengan cepat dan mudah. Harga bahannya terjangkau.

Dobson menentukan faktor utama apa yang membuat TATP memikat teroris. Pertama, harganya murah dan mudah dibuat dalam jumlah banyak. Kedua, memiliki hasil eksplosif tinggi, sekitar 83 persen dari kekuatan TNT (trinitrotoluena). Ketiga, bisa diledakkan tanpa penutup atau detonator. Keempat, sulit dideteksi dengan metode tradisional.

Bahan kimia TATP yang familiar disebut 'Si Biang Setan'. Pada tahun 2010, Dobson mengambil pendekatan baru untuk melawan bom berbasis TATP. Ia berharap bahan kimia bom ini bisa dideteksi dan dimatikan dengan jarak jauh melalui teknologi ultrasonication. Tapi alat ini belum pernah digunakan sampai sekarang.

Wakil Kepala Polisi Komjen Syafruddin mengatakan bahwa TATP sangat mudah untuk dibeli.

"Banyak dari bahan-bahan ini dijual di mana-mana, kami melakukan pencegahan, kami mengantisipasi penjualannya," katanya, seraya menambahkan bahwa polisi juga melakukan pengawasan via jaringan internet.

Juga baca artikel lainnya hanya sky303blogspot.com

0 komentar:

Posting Komentar

Advertisement